Berbeda Itu Biasa

Di hari Jumat, 4 November 2016 publik Jakarta bahkan negara Indonesia menjadi sorotan mata dunia lantaran akan dilaksanakannya demo besar oleh GNPF-MUI di ibu kota Jakarta. Apapun dan bagaimanapun yang akan terjadi di ibu kota negara Indonesia tercinta semoga semakin menunjukkan sikap dewasa diantara masing-masing individu dan kelompok dalam berbangsa dan bernegara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sejak bangsa ini lahir sudah menjunjung tinggi keberagaman, karena memang semboyan bangsa kita adalah Bhineka Tunggal ika, walaupun berbeda-beda namun tetap satu, bangsa Indonesia.

Setiap orang berhak dan memiliki hak yang sama untuk mengemukakan pendapatnya. Itulah warna yang menjadi ciri khas dari satu dengan yang lainnya. Karena sejatinya setiap individu manusia itu makhluk yang unik, berbeda dari manusia satu dengan yang lainnya. Sebagai warna negara yang hidup bermasyarakat, berdemokrasi berbeda pendapat itu wajar. Yang perlu dihindarkan adalah sikap yang memaksakan pendapat diri, apalagi merasa yang paling benar sendiri. Sebagai makhluk sosial pasti tetap membutuhkan orang lain dalam hidup bermasyarakat. Dan bahkan sebagai manusia wajib hukumnya untuk menjadi sebaik-baik manusia, yaitu manusia yang memberi manfaat bagi kebaikan sesama. Kerukunan, keharmonisan meski dalam perbedaan keyakinan, suku, agama itu akan semakin indah dan berwarna. Bukankah pelangi itu indah? Pelangi indah dipandang mata, karena warna-warnanya yang berbeda dan tetap menyatu dalam keberagaman warna di angkasa.
Semoga di hari jumat nan berkah ini menjadi momentum dan kebangkitan rasa cinta dan damai diantara sesama. Karena kita adalah bangsa Indonesia, bangsa yang besar, hingga seluruh dunia menaruh perhatian kepada bangsa ini.

Komentar